Sabtu, 26 Maret 2011

PLTU Suralaya

PLTU Suralaya

TURBINE LUBE OIL SYSTEM
(SYSTEM TD)
PENDAHULUAN
Modul ini sebagian besar merupakan terjemahan dari Operation Manual Volume C61-OM-08 Tab.2 System TD. Modul ini berkaitan erat dengan modul operator
Unit 5,6,7 PLTU Suralaya sistem TG yaitu : Main Turbine control fluid system. Sistem ini merupakan salah satu dari banyak sistem yang tergabung dalam Power Convertion System Group menurut IEES.
MAKSUD & TUJUAN
Penulisan modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan bimbingan praktek bagi operator PLTU turbin lokal dan control room. Operator diwajibkan tahu dan mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengoperasikan sistem TD secara aman dan benar.
Modul ini bertujuan agar operator dapat berhasil dalam evaluasi guna memperoleh sertifikat sebagai operator turbin lokal atau operator control room.
SASARAN
Sasaran modul ini adalah agar operator mampu menjawab seluruh pertanyaan dalam evaluasi pada bagian akhir modul ini termasuk melaksanakan praktek pengoperasian sistem TD.
FUNGSI DAN CARA KERJA

Sistem minyak pelumas ini dilengkapi beberapa pompa minyak pelumas, sistem auto-stop dan trip untuk memenuhi kebutuhan turbine utama pada kondisi yang berbeda-beda. Jenis pompa minyak pelumas tersebut adalah sebagai berikut :

Pompa minyak utama (Main Oil Pump)

Pompa ini dikopel langsung dengan rotor HP turbine. Desain pompa minyak utama ini adalah 100% MCR. Pompa ini pada kondisi operasi normal mengeluarkan minyak bertekanan yang berfungsi :
  • Mensuplai pelumasan pada bearing-bearing turbine ketika turbine telah mencapai atau mendekati putaran normalnya.
  • Memfungsikan oil ejector yang mensuplai sisi hisap dari MOP. Pompa ini bertipe sentrifugal yang memerlukan tekanan positif pada sisi suction.
  • Menyediakan suplai minyak untuk peralatan thrust bearing trip, yaitu :
  • pelumasan bantalan
  • peralatan over speed trip device
  • peralatan protective trip device
  • emergency trip piston valve EH fluid interface
  • Mendukung sistem turbine generator seal oil back up.
Pompa minyak bantu (Auxiliary Oil Pump)
Pompa ini digerakkan oleh motor AC, yang berfungsi sebagai suplai pada HP oil. Data auxiliary oil pump ini adalah sebagai berikut :
Serial no.             :  PC-06153-1
Type                     :  CSK-2-65
Capacity              :  510 l/min
Total pressure    :  11 kg/cm2
Oil temperature :  15-60 oC
Discharge size   :  65 mm
Suction size        :  115 mm
Motor out-put      :  30 kW
Putaran                :  2950 rpm
Pompa minyak turning gear (Turning Oil Pump)
Pompa ini digerakkan oleh motor AC. Pompa ini berfungsi memberikan tekanan ke suction main oil pump pada saat start awal dan mensuplai minyak pelumas ketika turbine dalam kondisi turning gear ON. Data turning oil pump adalah sebagai berikut :
Serial no.             :  PC-06154-1
Type                     :  CSS-200
Capacity              :  4100 l/min
Total pressure    :  3.2 kg/cm2
Oil temperature :  15-60 oC
Discharge size   :  200 mm
Suction size        :  245 mm
Motor out-put      :  45 kW
Putaran                :  1465 rpm


Pompa pelumas darurat (Emergency Oil Pump)
Pompa ini digerakkan oleh motor DC yang disuplai dari battery. Pompa ini ber fungsi untuk mensuplai minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti ketika terjadi black-out, dimana tegangan AC hilang. Data EOP adalah sebagai berikut :
Serial no.             :  PC-06155-1
Type                     :  CSS-200
Capacity              :  3900 l/min
Total pressure    :  2.9    kg/cm2
Oil temperature :  15-60 oC
Discharge size   :  200 mm
Suction size        :  245 mm
Motor out-put      :  37 kW
Putaran                :  1500 rpm
Pompa pelumas pengangkat (Jacking Oil Pump)
Pompa ini berfungsi untuk mengangkat poros turbine pada saat turbine akan diputar dan sekaligus memberikan pelumasan pada bantalan turbine. Data JOP adalah sebagai berikut :
Type                     :  Vane pump TGC-008
Capacity              :  25 l/min
Design press      :  140 kg/cm2
Sync. speed        :  1500 rpm
Motor out-put      :  15 kW
Total weight        :  1500 kg
BAGIAN UTAMA SISTEM MINYAK PELUMAS
  1. Turning Gear Motor
  2. Turbine Oil Reservoir Vapor Extractor
  3. Auxiliary Oil Pump
  4. Turning Oil Pump
  5. Emergency Oil Pump
  6. Jacking Oil Pump A
  7. Jacking Oil Pump B
  8. Oil Conditioner Circulating Pump
  9. Oil Conditioner Vapor Extractor
  10. Oil Reservoir
  11. Oil Cooler


FILOSOFI SISTEM KONTROL DAN PROTEKSI

SISTEM KONTROL
Pada saat start-up dan shut-down, listrik AC memutar gigi pompa minyak dan pompa seal oil back-up dan mensuplai semua kebutuhan minyak untuk bagian sisi masuk pompa minyak utama (MOP), dengan menghasilkan tekanan yang cukup untuk mengaktifkan sistem overspeed trip, pelumas bearing, turning gear dan seal oil back up untuk generator.
Pompa secara otomatis dikendalikan oleh pressure switch dan keduanya akan bekerja pada saat tekanan minyak pada bearing turun menjadi 0.8-0.9 kg/cm2. Jika tekanan minyak bearing turun menjadi 0.6-0.7 kg/cm2 motor DC penggerak pompa diaktifkan oleh pressure switch jalur sistem pelumas turbine.
Dan pressure switch yang lain, yang juga dihubungkan dengan jalur minyak bearing berfungsi untuk mencegah turning gear bergerak hingga tekanan minyak bearing mencapai 0.3 kg/cm2, yaitu kondisi dimana titik kontak menutup.

PROTEKSI
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan peralatan trip adalah sbb :
  • Bearing oil pressure low
  • Thrust bearing oil pressure high


Prinsip kerja Main Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap M O P Sisi tekan
- ada dua sisi, yaitu                           – melalui ejector ke sisi hisap
front dan rear                                   – melalui ejector ke pelumasan
- mendapat positive                            bantalan no. 1 ~ 10 dan thrust
press. dari sisi tekannya                – ke generator. seal oil back up
(dikopel langsung                            – ke thrust brg. protective device
ke HP rotor)                                     – ke mech. over speed turb. trip
- ke over speed trip device
- ke EH emergency trip piston vlv.
- ke sisi hisap JOP A dan B
Prinsip kerja Auxiliary Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap A O P Sisi tekan
- turbine oil reservoir             – ke gen. seal oil back up
- ke thrust brg. protective device
- ke mech. over speed turb. trip
- ke over speed trip device
- ke EH emergency trip piston vlv.
Prinsip kerja Turning Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap T O P Sisi tekan
- turbine oil reservoir             – ke sisi hisap MOP
- ke pelumasan bantalan no. 1 ~
10 dan thrust bearing
- ke sisi hisap JOP A dan B
Prinsip kerja Emergency Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap E O P Sisi tekan
- turbine oil reservoir             – ke pelumasan bantalan no. 1 ~
10 dan thrust bearing
- ke sisi hisap JOP A dan B
Prinsip kerja Jacking Oil Pump secara sederhana :
Sisi hisap J O P Sisi tekan
- sisi tekan MOP                               – ke bearing / bantalan no.
- sisi tekan TOP                                  3, 4, 5, dan 6 saja (LP turbine A & B )
- sisi tekan EOP                                  

PROSEDUR OPERASI
4.1 Persiapan di lokal
  1. Yakinkan bahwa semua pompa pelumas dalam keadaan stand by dan siap dioperasikan
  2. Yakinkan isolating valve inlet dan outlet sudah dibuka
  3. Check apakah minyak pelumas sudah tersedia pada level normal
  4. Yakinkan tidak ada kebocoran minyak
  5. Pastikan bahwa lube oil cooler telah dioperasikan
  6. Pastikan bahwa instrument air telah dioperasikan
4.2 Persiapan di Control Room
  1. Tampilkan layar monitor pompa pelumas yang akan di start/stop
  2. Check permissive apakah sudah terpenuhi, dengan cara melihat di OIS
  3. Apakah pompa pelumas yang akan dijalankan sudah tidak ada indikasi fault.
  4. Bila indikasi fault masih ada, maka breaker harus di-on-kan
  5. Bila permissive telah siap, informasikan ke lokal, pompa akan di-start
  6. Start pompa pelumas dengan cara menekan push button start
  7. Stop pompa pelumas dengan cara menekan push button stop
  8. Informasikan kembali ke operator lokal bahwa pompa telah dioperasikan dan yakinkan tidak ada kebocoran minyak
  9. Permissive pompa minyak pelumas adalah : Breaker posisi ON
4.3 Start sequence
  1. Start turbine oil reservoir vapour extractor dari CR, untuk menjaga tekanan dalam reservoir minyak dan box bearing tetap negatip (-50 – +100 mm H2O)
  2. Start turbine oil reservoir vapour extractor dari CR, buka isolating valve dari turbine oil reservoir ke oil conditioner
  3. Start oil conditioner circulating pump dari CR
  4. Start turning oil pump dari CR dan periksa tekanan bearing oil
  5. On-kan breaker emergency oil pump sebagai back-up
  6. Pastikan bahwa katup-katup solenoid untuk suplai minyak ke turning gear sudah terbuka dan tekanan minyak lebih besar dari 0.4 kg/cm2
  7. Pastikan bahwa tekanan hisap pompa minyak utama (MOP) pada kondisi normal (0.7 kg/cm2)
  8. Start aux. oil pump dan pastikan bahwa tekanan HP oil normal
  9. Setelah pompa minyak start, pastikan level pada turbine oil reservoir sedikit dibawah level normal operasi
10. Terdapat 2 oil cooler pada pelumas turbin, dioperasikan bergantian satu dengan yang lainnya.
11. Pastikan bahwa close cooling water terpasang pada oil cooler yang sedang beroperasi.
12. Inlet/outlet valve pada oil cooler yang sedang stand-by, close cooling water harus terbuka untuk mencegah over pressure
13. Posisikan temperature control untuk lubrication oil dalam keadaan auto pada CR dan pastikan temperature di pelumasan dikontrol dengan benar (setting temperature adalah 33 oC selama operasi)
14. Pastikan valve suction dan discharge dari jacking oil pump terbuka
15. Start satu jacking oil pump dari CR dan posisikan jacking oil pump yang stand-by dalam posisi auto. Pastikan discharge pressure jacking oil pump normal (140 kg/cm2)
4.3 Stop sequence
Stop aux. oil pump, turning oil pump, jacking oil pump, emergency oil pump secara berturut-turut dan posisikan AUTO


SISTEM MONITORING DAN BATASAN OPERASI
Beberapa batasan operasi yang harus dipenuhi adalah temperature pendingin minyak dan pressure bearing oil serta thrust bearing oil.
Batasan operasi
Bearing oil pressure low alarm        :  0.6    kg/cm2
Bearing oil pressure low trip            :  0.4    kg/cm2
Thrust bearing oil pressure alarm   :  2.4    kg/cm2
Thrust bearing oil pressure trip        :  5.6    kg/cm2
Tekanan kerja turbine lube oil system dan kaitannya dengan Protective Device dan EH Fluid System adalah sebagai berikut :
Uraian
Tekanan kerja Turbine Lube Oil System (kg/cm2)
Keterangan



Lubrication Oil System


Main Oil Pump discharge 17 ~ 22 At rated speed
Main Oil Pump suction 0.7 ~ 1.8 At turbine TOP
Main Oil Pump suction 0.7 ~ 3.2 At rated speed
AC Aux. Oil Pump discharge 10 or higher At turbine center line
AC Turning Oil Pump discharge 1.0 ~ 1.8 At turbine center line
DC Emergency Oil Pump disch. 1.0 ~ 1.8 At turbine center line
Relief Valve Setting (Bearing Jacking Oil Pump) 140 Atur pengangkatan rotor antara 0.1 – 0.15 mm dengan flow control valve
Bearing Oil 1.0 ~ 1.8 On Turning Oil Pump (Relief Valve Closed)
Bearing Oil 1.2 ~ +0.6 – 0.2 At rated speed (Relief Valve set)



Protective Device


Low Bearing Oil Pressure Trip 0.5 +0.10 – 0.05
Thrust Bearing Trip 5.6 +0 – 0.3
Low Vacuum Trip 550 +0 – 100 mmHg
Overspeed Trip - 3330 rpm atau dibawah



EH Fluid System – High Press

Unload valve 147 +- 3 Unload press.
Unload valve 118 ~ 123 Onload press.
Relief valve 165 +- 1
Accumulator Charge Press. 80 ~ 88



EH Fluid System – Return


Accumulator Charge Press. 2





INTERTRIPPING DAN PENGARUHNYA TERHADAP UNIT / PERALATAN LAINNYA
Pelumas untuk bearing-bearing turbine saat normal operasi disuplai oleh pompa minyak utama (MOP). Jika terjadi bearing oil pressure low atau thrust bearing pressure high, maka turbine akan trip, karena MOP seporos dengan turbine. Dengan demikian, untuk menghindari kerusakan pada bearing-bearing turbine, maka pompa-pompa AOP, TOP, EOP akan start secara automatis.
Adapun start auto pompa-pompa tersebut adalah :
AOP    :  7.5    kg/cm2
TOP    :  0.75 kg/cm2
EOP    :  0.55 kg/cm2
EVALUASI OJT
Operator         : Control Room
Sistem            : Turbine Lube Oil
Kode sistem  : TD
  1. Tuliskan harga normal operasi dari sistem minyak pelumas turbin :
  1. tekanan pelumas / temperatur metal bantalan
  2. temperatur pelumas setiap bantalan
  3. tekanan jacking oil
  4. temperatur minyak pelumas masuk / keluar cooler
  1. Tuliskan penyebab dan tindakan yang benar untuk mengatasi setiap gangguan yang muncul pada sistem pelumas turbin :
  1. masing-masing bantalan temperatur tinggi
  2. tekanan pelumas bantalan rendah
  3. main oil tank level rendah
  1. Lakukan persiapan yang diperlukan untuk menjamin sistem pelumas turbin beroperasi dengan aman :
  1. pompa pelumas AC / DC siap
  2. semua isolasi dan peralatan yang tidak beroperasi pada posisi yang benar
  3. oil conditioner siap
  4. fire fighting system siap
  1. Tampilkan layar semua peralatan, indikator yang berhubungan dengan sistem minyak pelumas turbin.
Operator         : Turbin Lokal
Sistem            : Turbine Lube Oil
Kode sistem  : TD
  1. Gambarkan blok diagram sistem minyak pelumas turbin dan peralatannya.
  1. Tunjukkan lokasi dan teliti ciri-ciri setiap bagian peralatan yang ada pada siste tersebut :
    1. Main Oil Pump
    2. Auxiliary Oil Pump
    3. Turning Oil Pump
    4. Emergency Oil Pump
    5. Jacking Oil Pump
    6. Oil Cooler
    7. Oil Reservoir
    8. Ejector, Oil Vapour Extractor, Filter
  1. Tuliskan fungsi dari setiap peralatan tersebut di atas.
  1. Tuliskan harga normal operasi pada :
    1. temperatur pelumas keluar pendingin
    2. tekanan pelumas bantalan turbin generator
    3. auto start pada pompa pelumas pembantu, pompa pelumas darurat, dan pompa pelumas turning
  1. Lakukan pemeriksaan awal sebelum sistem minyak pelumas turbin dijalankan.
  1. Lakukan prosedur untuk mengganti pengoperasian Oil Cooler
  1. Tuliskan harga normal operasi peralatan berikut (beban unit TGL 100 %) :
    1. tekanan dan temperatur minyak pelumas
    2. temperatur metal
  1. 8. Lakukan pemeriksaan rutin operasi pada sistem pelumas turbin agar sistem tetap dalam kondisi normal.
Steam chest temperature differential accross steam chest wall yang dihitung menggunakan thermocouples dalam dan dangkal.
BATASAN OPERASI
  1. Perbedaan temperatur yang direkomendasi £ 83 oC
    1. Bila steam chest temperature kurang dari 204 oC pada Cold Start Up.   Perbedaan temperatur yang diperbolehkan adalah £ 110 oC
ALASAN
  1. Untuk mencegah overstress akibat tekanan yang dapat menimbulkan retak dan kerusakan akibat steam chest.
  2. Untuk mencegah distorsi yang dapat menyebabkan seret dan tidak beroperasinya valve dengan baik

Steam chest temperature sebelum valve transfer

BATASAN OPERASI
Bagian dalam dari steam chest harus dipanaskan    sampai temperatur jenuh sesuai dengan steam inlet pressure sebelum valve transfer
ALASAN
Untuk mencegah terjadinya kondensasi air yang dapat mengakibatkan thermal fatique di steam chest dan bagian inlet dari HP turbin oleh thermal shock atau kerusakan pada sudu HP turbin.

Laju perubahan beban
BATASAN OPERASI
  1. Laju perubahan dari steam temperatur tingkat pertama HP turbin harus sekitar ± 165 oC/H
  2. Laju perubahan ± 56 oC/10 menit dapat dibenarkan pada keadaan tertentu
ALASAN
Untuk mencegah low cycle fatique rupture karena thermal stress

Rotor eccentricity selama turning operation
BATASAN OPERASI
  1. Normal: kurang dari 0,05 mm (TSI)
  2. Alarm: lebih dari 0,075 mm (TSI)
  3. Normal: kurang dari 0,025 mm (Pada tiap bearing oil ring)
ALASAN
Untuk mencegah vibrasi berlebih selama rolling turbin

Vibrasi turbin di poros
BATASAN OPERASI
  1. Baik: kurang dari 0,075 mm
  2. Alarm: lebih dari 0,125 mm
  3. Trip: lebih dari 0,25 mm (double amplitude pada putaran normal)
    1. Turbin trip otomatis pada bila batasan trip telah dilampaui pada satu     bearing dan alarm pada bearing yang lain.
ALASAN
  1. Untuk mencegah kerusakan fatique pada bany komponen dari turbin-generator
  2. Untuk mencegah noise berlebih di turbin area
  3. Untuk mencegah kerusakan bearing
  4. Untuk mencegah peralatan longgar dan menjaga sensor-sensor instrumen

Differential expansion
BATASAN OPERASI
  1. Alarm: Short - 0,5 mm Long +18,5 mm (TSI)
  2. Trip otomatis: Short -1,3 mm Long +19,3 mm (TSI)
  3. Clearance minimum adalah  D-dimension pada sudu 5-S dari Generator end pada LP turbin
ALASAN
Untuk mencegah gesekan antara bagian yang diam dan bagian yang bergerak

Posisi Rotor
BATASAN OPERASI
TSI (Berdasarkan pada posisi dari thrust clearance center)
  1. Alarm: ± 0,9 mm
  2. Trip oleh operator: ± 1,0 mm
Kegagalan thrust bearing oleh protective device
  1. Alarm: 2,1 ± 0,1 kg
  2. Trip otomatis: 5,6 ± 0,3 kg
ALASAN
Untuk mencegah kegagalan thrust bearing sehingga dapat terjadi gesekan antara bagian yang diam dan bagian yang bergerak.

Perbedaan metal temperature antara Top dan Bottom dari HP-IP turbine outer cylinder (Water induction)
BATASAN OPERASI
  1. Alarm: 42oC
  2. Trip oleh operator 56oC
*) Selama proses Start Up, alarm sering terjadi karena Uneven heating di turbin. Pada kasus ini operator harus memperhatikan agar temperatur tidak naik dengan tiba-tiba
ALASAN
  1. Untuk mencegah operasi pada kondisi Water induction yang dapat menyebabkan distorsi pada silinder.
  2. Distorsi pada silinder dapat diakibatkan oleh  bersinggungannya bagian yang diam dan bergerak

Journal bearing metal Temperature
BATASAN OPERASI
  1. Alarm: 107oC
  2. Trip oleh operator  113oC
ALASAN
  1. Untuk mencegah meleleh dan perubahan dari white metal karena panas berlebih
  2. Bila white metal benar-benar meleleh, maka rotor akan berputar diatas permukaan bearing yang keras sehingga kerusakan pada bearing dan rotor dapat terjadi

Thrust bearing metal Temperature
BATASAN OPERASI
  1. Alarm: 99oC
  2. Trip oleh operator  107oC
ALASAN
  1. Untuk mencegah meleleh dan perubahan dari white metal karena panas berlebih
  2. Kegagalan thrust bearing dapat menyebabkan kerusakan yang parah pada bagian dan berputar dan diam akibat gerakan aksial abnormal.

Drain Oil Temperatur dari jurnal dan thrust bearing
BATASAN OPERASI
  1. Alarm: 77oC
  2. 2. Trip oleh operator  85oC
ALASAN
  1. Untuk mencegah panas berlebih dari bearing
  2. Tingginya temperatur oil drain dapat menyebabkan tipisnya lapisan oil film sehingga kontak metal dengan metal dapat terjadi.

Bearing oil temperature
BATASAN OPERASI
  1. Turning operation: 21oC £ Bearing oil Temp £ 33oC
  2. Turbine rolling period: Bearing oil Temp ³ 21oC
  3. Oil Pump operation: Bearing oil Temp ³ 10oC
ALASAN
  1. Untuk mempertahankan kekentalan oil yang cukup pada batasan maksimal
  2. Untuk mencegah over load dari oil pump pada batasan minimal

Bearing oil Pressure
BATASAN OPERASI
  1. Normal: 1,0 – 1,8 kg/cm2
  2. Alarm: 0,75 kg/cm2
  3. Trip: 0,5 kg/cm2
ALASAN
  1. Untuk mempertahankan flow oil yang cukup ke journal dan thrust bearing
  2. Untuk mempertahankan temperatur  dan kekentalan oil yang cukup ke lapisan film di dalam bearing

Gland Condenser Vacuum
BATASAN OPERASI
400 – 500 mmH2O Vac
ALASAN
Untuk mencegah kebocoran dari turbine gland dan main steam valves gland

HP-IP Gland temperature
BATASAN OPERASI
  1. Perbedaan temperatur antara sealing steam dan turbine rotor di HP-IP gland harus dipertahankan dibawah 110oC
  2. Pada keadaan tertentu (Cold Start) perbedaan sampai  165oC dapat diperbolehkan
  3. 3. Sealing steam harus 14oC Superheated
ALASAN
  1. High limit: Untuk mencegah kerusakan casing gland  dan  rotor
  2. Low limit: Untuk mencegah terjadinya terbentuknya uap air dalam casing gland seal

LP Gland temperature
BATASAN OPERASI
  1. Temperatur sealing steam harus dipertahankan antara 120oC – 180oC
  2. Sealing steam harus 14oC Superheated
  3. Sealing steam dipertahankan sekitar 150oC
ALASAN
  1. High limit: Untuk mencegah kerusakan casing gland  dan  rotor
  2. Low limit: Untuk mencegah terjadinya terbentuknya uap air dalam casing gland seal
EH Oil temperature
BATASAN OPERASI
EH Oil temperature disarankan dipertahankan sekitar 40oC – 60oC
ALASAN
  1. Untuk mempertahankan kekentalan oil yang cukup
  2. Low t: Untuk mencegah overload EH fluid pump dan bergerak lambannya valva actuator
  3. High limit: Untuk mencegah sealing yang tidak baik sehingga bisa  menyebabkan kerusakan saat turbin trip

Putaran resonansi (kritis)
BATASAN OPERASI
Jangan menahan turbin-generator pada putaran resonansi (kritis)
ALASAN
  1. Untuk mencegah kerusakan sudu dari resonansi
  2. Untuk mencegah naiknya amplitudo vibrasi akibat resonansi


Operasi pada beban rendah
BATASAN OPERASI
  1. Operasi pada beban kurang dari 5% nominal harus dihindari
  2. Jika perlu hal-hal berikut harus diperhatikan:
2.1.     Batasan pada reheat temperatur dan back pressure pada Gambar 6 harus dipertahankan
2.2.     LP turbin exhaust temp jangan melebihi 80oC
2.3.     Semua penunjukan instrumen harus dalam batasan yang diperbolehkan khususnya differential expantion
ALASAN
Untuk mencegah panas berlebih pada LP turbin dan mencegah  bersentuhan antara sudu gerak dan bagian yang diam

Turbin beroperasi sebagai motor (tidak berbeban tapi online)
Turbin beroperasi sebagai motor dibatasi kurang dari 1 (satu) menit
ALASAN
Untuk mencegah panas berlebih pada LP turbin akibat  windage dan kontak antara sudu gerak dengan bagian yang diam.

Batasan frekwensi
BATASAN OPERASI
Batasan frekwesi adalah pada 48,5 ± 51,5 Hz
ALASAN
Untuk mencegah getaran berlebih pada sudu tingkat akhir   dari LP turbin sebagai akibat   resonansi.

Operasi dari turbine drain valve
BATASAN OPERASI
  1. Buka drain valves sebelum start unit dan sampai berbeban 20% beban
  2. Pada shut down normal, buka drain valve pada beban kurang dari 15%
  3. Buka drain valve selama shut down sampai turbinnya dingin
ALASAN
  1. Untuk membuang semua air yang terbentuk di turbin dan pipa
  2. Air yang terbentuk di dalam casing yang panas dapat menyebabkan kerusakan dan bersentuhan
  3. Titik air yang mengenai sudu turbin akan mengakibatkan unbalance dan erosi sudu

Pengoperasian Exhaust spray
BATASAN OPERASI
  1. Buka spray valve pada putaran lebih dari 600 rpm dan beban kurang dari 5%
  2. Buka spray valve bila temperature exhaust steam lebih dari 70oC
ALASAN
Untuk mencegah panas berlebih di daerah LP turbine.

Operasi curtain spray
BATASAN OPERASI
  1. Buka spray valve pada pembukaan sedang selama LP bypass dalam kondisi open.
  2. Buka spray valve “fully open” bila load rejection terjadi.
  3. Tutup spray valve bila kedua Condensate Pump stop
ALASAN
  1. Untuk mencegah baliknya dump steam dari bypass system ke LP Turbine exhaust.
  2. Untuk mencegah overheating dari LP turbine exhaust
  3. c. Untuk mencegah efek water hammer selama Condensate pump start

Pengoperasian Ventilator valve
BATASAN OPERASI
Urutan normal Start Up
  1. Close setelah turbine reset
  2. Open selama rub check dan close setelah rub check selesai
  3. Open setelah Valve transfer
  4. Close setelah syncron
Kondisi Lain:
  1. Open pada beban kurang dari 10% load dan HP exhaust metal temperature ³ 370 oC (£350 oC Close lagi)
  2. Open GV close dan ICV open condition
  3. Open bila Fast   Cut Back terjadi
  4. Open bila melakukan Over speed Protection system
  5. Open setelah turbin trip atau all valve close
ALASAN
  1. Pembukaan ventilator valve akan menurunkan reneat steam pressure dan mencegah naiknlya HP turbine exhaust temperature akibat windage loss
  2. Turbin trip otomatis bila HP exhaust steam temperature ³ 500 oC

Operasi Turning gear
BATASAN OPERASI
  1. Turning gear dioperasikan sebelum start up dan setelah turbine shut down
  2. Operasi turning gear harus dilanjutkan setelah shut down selama minimal 48 jam dan initial metal temperature kurang dari 180 oC
  3. Turning gear harus dioperasikan setiap saat bila ada steam sealing system
  4. Turning gear lebih baik dioperasikan bila generator terisi dengan Hidrogen
  5. Dalam keadaan emergency, oil pump dan turning gear dapat distop pada initial stage metal temperature 250 oC
  6. Dalam keadaan emergency, turning gear hanya dapat distop pada initial stage metal temperature 350 oC
ALASAN
  1. Untuk mengurangi rotor bowing yang disebabkan pendinginan rotor yang tidak cukup
  2. Untuk mempertahankan seal yang baik
  3. Untuk mencegah overheating dari metal bearing akibat panas dari bagian-bagian yang bertemperatur tinggi

Vapor extractor
BATASAN OPERASI
Kedua vapor extractor di lubrication oil reservoir dan loop seal tank harus dioperasikan ketika lubrication oil system beroperasi
ALASAN
Untuk mencegah bocornya oli dan uap hydrogen dari rumah bearing dan semua komponen drain system

Urutan penempatan feed water heater in service
Feed water heater harus selalu in service dimulai dari  LP Heater tekanan paling rendah ke HP Heater tekanan paling tinggi
ALASAN
  1. Untuk mengurangi load reduction pada beban tinggi
  2. Untuk mencegah flow yang abnormal dan pressure ratio di dalam turbine

Operasi dengan feed water heater out of service
BATASAN OPERASI
  1. Heater yang tidak berdekatan dapat distop bila beban nominal turbin tidak terlampaui
  2. Tiga heater tekanan paling tinggi dapat out service bila beban nominal turbin tidak terlampaui
  3. Pengurangan beban sebesar 10% dibawah beban nominal bila heater yang berdekatan out service dengan HP Heater in service. Tambahan pengurangan beban 10% tiap tambahan heater yang berdekatan out service
ALASAN
Untuk mencegah overstressing dari sudu turbin

MSV/ GV stem freedom test
BATASAN OPERASI
Valve stem freedom test dari MSV/GV harus dilakukan sekali seminggu pada beban kurang dari 70% dan IMP on
ALASAN
  1. Untuk mengecek kondisi operasi dari MSV/ GV
  2. Untuk mencegah lengketnya MSV/ GV dari deposit yang terbawa dari bocoran uap
  3. Untuk mencegah overspeed yang disebabkan dari kegagalan valve

RSV/ ICV stem freedom test
BATASAN OPERASI
Valve stem freedom test dari RSV/ ICV harus dilakukan sekali seminggu pada beban kurang dari 90% dan IMP off
ALASAN
  1. Untuk mengecek kondisi operasi dari RSV/ ICV
  2. Untuk mencegah lengketnya RSV/ ICV dari deposit yang terbawa dari bocoran uap
  3. Untuk mencegah overspeed yang disebabkan dari kegagalan valve

Over Speed Protection control system test
BATASAN OPERASI
  1. Test direkomendasikan dilakukan setiap 6 (enam) bulan bersamaan dengan test mechanical over speed test.
  2. Test direkomendasikan dilakukan setiap turbin start up
ALASAN
Untuk mengecek Over speed protection control  system bekerja dengan benar. GV/ ICV menutup dalam waktu yang singkat

Protective Device Test di HP turbine pedestal
BATASAN OPERASI
Protective Device Test harus dilakukan sekurang-kurangnya sekali tiap bualan:
  1. Bearing pressure low trip test
- Alarm: 0,75 ± 0,5 kg/cm2
- Trip: 0,5 ± 0,05 kg/cm2
  1. Thrust Bearing oil trip
- Alarm: 2,1 ± 0,1 kg/cm2
- Trip: 5,6 ± 0,3 kg/cm2
  1. Condenser vacuum low test
- Alarm: 650 ± 25 mmHg
- Trip: 550 ± 100 mmHg
  1. Over speed oil trip test
Catat oil pressure dan bandingkan dengan normal standar data
ALASAN
Untuk mengecek protective device pada kondisi normal

Mechanical over speed test
BATASAN OPERASI
Test fugsi dari Mechanical over speed test direkomendasikan pada kondisi interval berikut:
  1. Setiap 6 (enam) bulan
  2. Setiap start up, jika turbin telah out service pada periode yang cukup lama
  3. Jika perbaikan telah dilakukan di governor pedestal
* Jika test dilakukan pada saat start up, turbin ditahan selama 4 (empat) jam pada 10% beban dibutuhkan untuk memanaskan rotor turbin
ALASAN
Untuk mengecek hal-hal berikut:
  1. Semua mechanical trip test
  2. Set point dari mekanisme overspeed trip (kurang dari 111% putaran nominal)
  3. Fungsi reset

Trip solenoid test
BATASAN OPERASI
Trip solenoid harus dites saat turbin out service untuk over speed test
ALASAN
Untuk mengecek Trip solenoid test dapat beroperasi dengan baik

Test fungsi dari extraction non return valve
BATASAN OPERASI
Fungsi dari extraction non return valve direkomendasikan dites dengan udara seminggu sekali
ALASAN
  1. Untuk mengecek extraction non return valve dapat bekerja dengan baik
  2. Untuk mencegah masuknya air dari  feed water heater ke turbin

Oil pump auto start test
BATASAN OPERASI
Test auto start dari Oil Pump harus dilakukan sekali seminggu:
  1. Auxiliary Oil Pump start: 7,5 ± 0,2 kg/cm2
  2. Turning Oil Pump start: 0,85 ± 0,05 kg/cm2
  3. Emergency Oil Pump start: 0,65 ± 0,05 kg/cm2
  4. EH Fluid Pump: 105 ± 3,0 kg/cm2
ALASAN
Untuk menyiapkan oil pump pada keadaan emergency
SISTEM INSTRUMEN DAN KONTROL TURBINE
Sistem instrumen dan kontrol turbine unit 5-7 PLTU Suralaya menggunakan sistem Digital Electro Hydraulic Control (DEHC). Sistem ini dimaksudkan untuk megatur aliran uap yang masuk ke turbin.
Adapun peralatan kontrol yang ada pada sistem DEHC antara lain :
  • DEHC Cabinet
  • Servo Controller
  • High Pressure Hydraulic Supplier
Sistem DEHC terdiri dari 2 buah microprocessor yang berbasiskan digital controller yang bekerja secara redundant dengan menggunakan software yang disebut IDOL.
Fungsi DEHC dalam pengontrolan turbin antara lain :
1. Fungsi control untuk :
  • Speed up control
  • Valve transfer
  • Close all valves
  • Load/frequency control
  • Load limited
  • IMP (Impulse Chamber
2. Fungsi Proteksi untuk :
  • Electrical Over Speed Trip (EOST)
  • Over Speed Protection Control (OPC)
  • Initial Pressure Regulator (IPR)
3. Fungsi Test untuk :
  • Valve Close Test (GOV, MSV, ICV, RSV)
  • OPC Test
  • Over Speed Trip Test
Kelengkapan dan pemasangan peralatan instrumen diatas terdapat pada setiap bagian sistem, yaitu pada :
  • Setiap thermometer
  • Pressure gauges
  • Differential pressure gauges
  • Flow switches
  • Sight glass
  • Turbine flow meters dan totalizers
  • Pressure switches

Tidak ada komentar:

Posting Komentar